Thursday, December 18, 2008

Selintas Tentang Pers Islam

Medi a massa memiliki peranan yang penting dalam membentuk opnini publik. Dan itu adalh hal yang penting dalam menuntun atau menggerakan massa. Melihat efek yang besar itu maka seringkali pers diidentikan dengan pilar kekuatan ke empat setelah Legislatif, Eksekutif dan yudikatif. Terkadang pengarung media massa melebihi pengaruh ketiga aspek tersebut.

Melihat hal itu maka semua orang yang memiliki tujuan dan misi tertentu pasti akan melirik media massa atau pers sebagai alat penggerak pencapaian misinya. Bahkan dalam teori Pers Komunis. Pers digunakan pemerintah untuk menyebarkan propaganda komunisnya. Kemudin pada teori pers otoriter seperti yang terjadi pada masa orde baru. Pers digunakan pemerintah untuk menggerakan massa dan itu terbukti dengan suksenya pemerintah membabat habis pengikut komunis.

Dan bukan pada saat sekarang ini saja pers digunakan sebagai alat penggerak dan pembentuk opini masyarakat. Tetapi sudah terjadi dan dilakukan semenjak pers tumbuh. Pada awalnya lahirnya pers di yunani, pers senanti asa mengabarkan isu-isu yang sedang diperbincangkan para wakil rakyatnya.

Bagitu pula dengan yang terjadi pada masyarakat islam. Semenjak melemahnya kekuatan kekhalifah terakhir yaitu pada Turki Usmani. Umat islam jatuh dan dijajah oleh para kaum imperialis dari barat. Kondisi yang berubah seratus delapan puluh derajat ini dari yang semula islam itu dalam posisi yang kuat menjadi terpuruk dalam posisi yang lemah. Dimana kebebasan untuk berekspresi dan berbuat begitu terhambat oleh dominasi kaum bangsa barat.

Kondisi yang terjadi itu sudah bermula semenjak berbagai keruntuhan kerajaan-kerajaan islam disemua wilayah. Terutama dimulai dari kejatuhan islam andalusia, dari sana menyebar hingga akhirnya dominasi islam kalah. Semenjak melemahnya dominasi islam menyebabkan banyak wliayah-wilayah yang terdapat umat islam jatuh dan dijajah oleh bangsa barat,seperti yang terjadi di indonesia yang sudah mulai dijajah mulai kira-kira abad 16 dan 17 an.

Kondisi yang terpuruk dan menekan umat islam hingga berabad-abad itu akhirnya menggerakan para pemikir islam untuk bangun dan melawan.

Pers awal dalam islam

Pada masa-masa keterpurukan islam itu tidak hanya dikarenakan dominasi barat saja. Tetapi dikarenakan penolakan para tokoh islam dahulu untuk menerima kemajuan yang berasal dari barat. Sehingga pada masa itu islam memasuki jaman kegelapannya. Yang kemudian pada awal abad 20 muncul gerakan reformasi pemikiran islam terutama berawal dari dareah arab dengan faham wabahiahnya. Dari pergerakan pemikiran itu akhirnya berpengaruh kepada generasi muda islam yang juga sepaham dan merasa prihatin dengan kondisi islam. Seperti yang dilakukan oleh Muhamad Abduh di mesir.

Muhamad Abduh sebagai salah seorang tokoh dan pendidik di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, prihatin terhadap pola pemikiran yang berkembang. Maka ketika itu beliau mengangkat isu reformasi pendidikan dan pemikiran yaitu : pertama, adalah menentang pengkafiran terhadap segala sesuatu yang berbeda dengan kebiasaan, seperti membaca buku geografi, ilmu alam atau filasafat adalah haram, memaki sepatu adalah bid’ah. Kedua, materi pembelajaran yang tidak terbatas pada agama tetapi memamakai kemajuan pengetahuan dari barat. Ketiga, menekankan budaya berpikir kepada mahasiswa.

Dari isu reformasi pendidikan itu beliau merasa mambutuhkan suatu media pendukung bagi teralisasinya misinya tersebut. Maka lahirlah media massa atau pers pertama yang bernama Al-Manar dan kemudian Urwatul Wusqo. Kedua malah teresebut selalu mengangkat isu atau topik-topik yang mendukung akan gerakan reformasi dalam pendidikan dan islam secara meneluruh. Dan karena pada saat itu mesi juga sendang dijajah oleh Francis. Maka selain isu refomasi pemikiran islam. Media tersebut tampil sebagai media perlawanan terhadap penjajah.

Dari kedua majalah tersebut menjadi acuan bagi umat islam dunia terutama yang berfaham wahabiah, karena sejalan dengan arus pemikirannya. Dan pengaruh majalah tersebut tidak luput mempengaruhi juga kepada gerakan islam di indonesia. Dan dari acuan majalah-majalah tersebut timbul beberapa kelompok faham wahabiah. Diawali oleh gerakan Jami’at Khair. Kemudian dari anggota jama’at tersebut berkembang menjadi beberapa kelompok seperti Muhamadiyah, Al-irsyad, Persatuan Islam. Selain organisasi kemasyarakatan, dari gerakan teresebut lahir beberapa perkumpulan seperti Sarekat Dagang Islam dan Jong Islamienten Bond.

Sejarah Pers Islam Indonesia sebagai alat pergerakan kemerdekaan

Dari pergerakan pemikiran yang dimulai dari pengkajian Majalah tersebut. Mejadikan sebagai contoh pergerakan pemikiran dan perlawan yang dilakukan oleh umat islam kala itu. Kemudian mucul seorang Tokoh yang bernama Tirto Adhi Soerjo yang merupakan pendiri dari Sarekat Dagang Islam, yang mendirikan Pers pertama di indonesia yang berbasiskan Pribumi. Tirto menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903-1905), Medan Prijaji (1907) dan Putri Hindia (1908). Surat Kabar Medan Prijaji yang didirikan di Bandung ini merupakan surat kabar pertama yang berbahas melayu sebagai bahasa pengantarnya dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli.

Tirto adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Akhirnya Tirto ditangkap dan disingkirkan dari Pulau Jawa dan dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera (Provinsi Maluku Utara). Setelah selesai masa pembuangannya, Tirto kembali ke Batavia, dan meninggal dunia pada 17 Agustus 1918. Pada 1973, pemerintah mengukuhkannya sebagai Bapak Pers Nasional. Pada tanggal 3 November 2006, Tirto mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres RI no 85/TK/2006.

Pers Islam sebagai media Dakwah

Selain sebagai media pergerakan melawan penjajah seperti yang dilakukan oleh Tirto dengan Medan Prijaji-nya. Pers yang berkembang juga digunakan oleh organisasi-organisasi islam sebagai penyebar dan pemelihara pemikiran dan hubungan antara aggota dengan organisasinya. Sepeti yang terdapat pada organisasi Persatuan Islam (PERSIS). Perstuan islam membuat beberapa Media seperti majalah Panji Islam yang dimotori oleh A. Hasan yang merupakan tokohdan Guru Besar PERSIS dan juga terdapat tokoh politik nasional Seperti M. Natsir. Kemudian majalah-majalah organisasi ini mengalami pasang surut dan pergantian dikarenakan berbagai macam kendala diantaranya maslah dana. Karena media ini adalah menomor satukan dakwah sehingga tidak terlalukomersil dan segmentif. Hingga akhirnya sekarang majalah organisasi ini berkembang dan mucul sebagai tuntutan misi dakwah dan organisasinya. Sekarang masih terbit adalah majalah Risalah. Dan beberapa majalah internal organisasi.

Selain di organisasi Persatuan Islam, pers juga berkembang di setiap organisasi-organisasi islam lainnya seperti di Muhamadiyyah, Al-Irsyad dan sebagainya. Baik itu sebagai majalah internal ataupun umum. Semuanya mengacu kepada pergerakan mendukung dakwahnya. Terutama setelah bangsa ini merdeka pers islam tidak terlalu mengacu pada perkembangan politik. Selain pada masa Orde lama dan terutam Orde baru pemerintah begitu ketat mengawasi segala sesuatu yang berbau pergeraka politik.

Kemudian menjawab akan kebutuhan umat islam yang luas dan banya di negeri ini. Maka pers yang dikembangkan oleh organisasi-organisasi tesebut belum cukup menjawab kebutuhan umat. Apalagi media-media yang tumbuh besar kebanyakan adalah yang berbasis liberal dalam artian tidak mengarah akan dakwah islam. Maka muncul pula pers skala Nasional guna menjawab kebutuhan umat tersebut, maka lahirlah surat kabar Republika. Surat kabar yang manggarap segi nasional tetapi dengan bernafaskan islam. Hingga sekarang tumbuh kuat dan bahkan menjadi pesaing bagi surat kabar liberal seperti Kompas.

Selain dengan surat kabarnya. Pers islam juga berkembang pada bentuk majalah yang bersegmen umum seperti Majalah Sabili dan Hidayah pada segmen umum. Kemudia majalah Ummi kepada segmen Wanita. Kemudian majalah Annida, Muslimah pada sasaran remaja. Kemudian selain untuk umum berdasarkan perkembangan politik dimana terjadi kebebasan untuk mendirikan partai. Muncul juga majalah berbasis partai seperti Tarbawi yang diterbitkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selain berbentuk cetak berkembang pula melalui media On line seperti situs Era Muslim. Selain itu muncul juga pers dalam bentuk siaran televisi atau radio seperti MQ TV dan Radio MQ.

Dari semua media yang berkembang. Hampir semuanya berbasiskan dan berlatarkan gerakan dakwah islamiyah sehingga terkesan eksklusif. Padahal bila dikemas lebih umum dan lugas lagi maka tujuan dakwah islam yang menyebar dengan baik dan dapat diterima oleh semua kalangan di tengah bangsa yang plural ini.

Daftar pustaka

Suwito. 2005. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada Media Group.

www.wikipedia.co.id

http://almubarak.multiply.com

http://deniborin.multiply.com

http://blogaryandi.wordpress.com

2 comments:

Rumput said...

sori belum di edit

Unknown said...

eh... eta tugas nyakkkkk!!!!!



teu boga tulisan deui sigana !!!!


tapi alus lah... mereh aya nu maca!!!