Sunday, December 14, 2008

GOMBAL

“Gombal!!”…
Begitu wanita itu memakiku. Entah kenapa dia menyebutku seperti itu. Padahal perasaan, aku belum pernah menggombalinya. Kalian mungkin tahu bagaimana perbedaan antara perkataan jujur dengan kata-kata gombal. Kalau perkataan jujur adalah perkataan dari Nabi. Sedang gombal adalah dari seorang buaya darat. Sedangkan aku Buaya Darat bukan apalagi seorang nabi. Maka yang aku katakanlah hanya sebuah bisikan hati.
wanita itu memang membuatku berkata yang tidak pernah biasanya aku katakan. Wanita itu memang membuatku berubah. Wanita itu memang membuatku menjadi seorang lelaki. Wanita itu bukanlah wanita biasa yang kukenal.
Padahal bila dibandingkan Luna Maya kedua-duanya sama-sama cantik. Ya dalam artian keduanya wanita. Sedang wanita pasti disebut cantik. Kalau disebut ganteng itu kan hal yang mustahil. He..he..
Kemudian jika dibandingkan dengan wanita lain yang pernah menjadi temanku. Dia itu bukanlah teman biasa. Tetapi teman yang dikenalkan oleh teman dari temannya teman. Sehingga harusnya secara nalar rasional, apalagi menurut perkataan seorang psikolog. Bahwa rasa suka itu terbentuk melalui sebuah proses. Proses yang tidak hanya terjadi dalam suatu hitungan detik. Sehingga seharusnya dia tidak begitu mengganggu ketenangan hati ini.
Tetapi Tuhan sangat tidak mungkin menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam tanpa ada suatu alasan tertentu. Karena seusuai dengan firmannya bahwa manusia itu diciptakan berpasang-pasangan. Maka dengan dibuatnya dari tulang rusuk Adam, secara tersirat digambarkan bahwa Hawa itu memang harus menjadi pasangan Adam. Dan Adam juga tidak akan hidup nyaman jika tulang rusuk yang melindungi organ vitalnya itu tidak ditemukan. oleh karena itu maka seorang lelaki pasti akan selalu mencari tulang rusuknya yang hilang.
Maka tidak aneh jika disetiap sudut peradaban manusia akan selalu tersimpan dan terkisahkan sebuah kisah indah ataupun derita cinta. Seperti kisah tragedy cinta Romeo dan Juliet. Kisah cintanya Rahwana kepada Sintha. Arjuna kepada Srikandi. Sebuah kisah Sulaeman dan Bilqis. kisah cintanya sipencuri dari Baghdad dengan putri raja. Atau bagaimana kisah percintaan antara ayahku dan ibuku. Semuanya mengisi dan menyemarakan dunia fana yang sementara. Dan hal itu tidak bertentangan dengan kodrat manusia. oleh karena itu maka sangat wajar dan manusiawi jika aku yang hanya lelaki biasa ini juga sedang mencari tulang yang hilang itu.
Sehingga pada suatu hari akhirnya tanda kekuasaanya muncul menampakan padaku. Sehingga tanpa disadar dan tanpa sengaja aku berkenalan dengan seorang hawa. Seorang gadis berkaus hijau. Dengan senyuman yang tampak dipaksakan. Mungkin melihat penampilanku yang selengehan dan gondrong. Sebuah style khas si Roy dalam balada si Roy karya Golagong. Apalagi aku baru selesai melakukan avountir, begitu istilah yang dipakai Golagong dalam menyebut petualangan yang dilakukan oleh si Roy.
Dari senyuman yang dipaksa itu. Maka akupun mencoba bersikap ramah seramah-ramahnya. Kan ada pepatah bilang barang siapa menanam padi maka dia tidak akan memperoleh ketan. Jadi dengan kata lain jika kita beramah-tamah. Ya semoga saja dia juga akan berbalik ramah. Tetapi mungkin teknik itu gagal. Kenapa,… Entah, aku sendiripun tidak mengerti. Sekali lagi sang wanita menambah persepsi negatifku tentang wanita. Bahwa wanita itu adalah sebuah lukisan yang abstrak. Lukisan yang sulit ditebak bentuk dan maknanya. Dan wanita adalah sebuah lukisan abstrak karya tuhan.
Pertemuan itu seakan tidak berarti bagiku. Seorang lelaki yang sudah mulai antipasti kepada wanita. Bukan aku seorang abnormal. Tetapi karena aku memang teramat bingung dengan sikap dan tingkah wanita. Sekali lagi wanita itu abstrak. Dan dia seperti lukisan dengan dominan warna hijau yang tiba-tiba disodorkan kehadapanku yang sedang melamunkan makna dunia. Maka hanya sebuah tatapan kosong yang kuarahkan pada lukisan hijau itu. Hampa.
Tetapi dunia seakan berputar seratus delapan koma lima derajat. Dunia yang kupandang flat. Yaitu hanya ada hidup, mati kemudian hidup kembali. Bahwa dalam hidup itu juga tidak hanya makan, minum, mandi, mencari makan dan kemudian mengeluarkan makanan tersebut. Tetapi ada sebuah perjalanan yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan kepada manusia selain ketetapan mati. Yaitu jodoh.
Berdasarkan pepatah juga dikatakan bahwa Jodoh, bagja, cilaka semuanya ada ditangan tuhan. Malah dalam pepatah itu kalimat jodohlah yang pertama disebut. Baru setelah itu kebahagian dan derita. Sehingga ketika seorang anak adam jika tidak mendapat jodoh. Maka belum sempurna dan alangkah malanglah nasibnya.
Sehingga suatu hari si teman yang mengenalkaku padanya melalui temannya itu, mengatakan sesuatu. Suatu perkataan yang merubah persepsiku tentang wanita.
“J”, begitu temanku memanggilku. “J, coba perhatikan wanita tadi. Jangan-jangan dia itu tulang rusukmu”.
Nyut ….!!! Entah kenapa daerah sekitar dada ini menjadi berdenyut. Searah pandanganku kepada wanita hijau yang sudah hampir hilang dari pandangan.
“Ah. Bisa saja kau Pung.” Sergahku mencoba menampik sebuah sentakan di dada tadi.
“Eh… kamu mah J. coba dululah kau dekati dia. Coba kamu rasakan. Timbul sinyal tidak dari dadamu yang tidak berbentuk itu.” Ucapnya sambil tersenyum misterius. “Ok lah.. !! sebagai permulaan aku akan cari tahu berapa nomor teleponnya”. dia kemudian berlalu menuju kedai kopi yang berada di kampus.
“Ah engga mungkin itu pung. Aku menyangsikan hal itu. Karena jangan-jangan Tuhan lupa menciptakan tulang rusukku”. Ucapku bergurau mencoba menggilangkan ingatan tentang kejutan di dada tadi.
***
Titut…. Titut…. Titut….
HPku berbunyi tanda sebuah sms telah masuk kedalam memori hp kecil hitam dan sederhana milikku. Sebuah HP dengan basis teknologi CDMA. Ditambah dengan kartu dari sebuah provider terkenal, yang mengusung tema Bukan telepon biasa dan memang kenyataanya tidak seperti telepon biasa. Walaupun provider itu memberikan seuatu akses gratis menelepon kesesama perovider. Dan memang begitu membantuku, yang berdompet cekak akan kebutuhan komunikasi sekarang ini. Tetapi tetap saja terkadang menjadi boomerang. Dimana ketika menelepon terkadang harus berjuang beberapa kali hingga akhirnya bisa tersambung dengan nomor yang dituju. Yah sesuai dengan tagline-nya, Bukan telepon biasa.
Segera kubuka kotak masuk yang hanya terisi beberapa pesan singkat. Itupun dari teman yang bertanya jadwal kuliah. Atau seorang teman yang menanyakan sebuah tebak-tebakan. Seperti pesan yang bertanya, bagaimana merangakai kalimat yang tepat. Apakah, apakabar arjuna?. Atau arjuna Apa kabar?. Yang kemudian dengan yakin dan penuh percaya diri. Karena merasa bahwa aku telah mengecap pelajaran bahasa Indonesia adalah sejak di bangku SD. Maka dengan yakin kubalas dengan sms yang berisi pesan jawabannya Arjuna Apakabar?. Akan tetapi senyumku punah sudah dari bibirku ketika kuterima balasan darinya. Kabar baik hanoman.
Pesan singkat itu berasal dari Ipung yang hanya berisi singkat, no nya.. 0899123456.
Segera saja kusimpan nomor cantik tersebut. Walaupun tidak pernah terbersit niat untuk menindaklanjutinya. Karena aku masih kurang meyakini akan kebenaran pesan singkat ini. Apalagi dikalangan teman seperjuanganku, ipung itu sangat jago sekali dalam menjahili temannya apalagi kalau masalah persepetan2. Akupun selalu dibuat mati kutu tidak berdaya jika sifatnya itu sudah kambuh. Jangankan temannya, Setiap orang yang lewat didepannya jika dia sudah mulai kumat. Entah lelaki apalagi wanita. Maka bersiap-siaplah wahai manusia. sang penguji mental dan kesabaran telah datang.
Tetapi entah kenapa setelah mendapat pesan itu sang akal mendadak disuruh untuk memutar memori sang wanita itu. Apakah dia cantik. Apakah sesuai dengan kriteriaku. Apakah dia itu baik. Apakah dia itu pintar. Tetapi sang akal menjawab “Maaf boss saya tidak tahu”. Begitu mungkin bila sang akal berkata. Tetapi dari pesan itu mendadak sang akal dan sang raja hati mulai berdiskusi mengenai kemungkinan-kemungkinan hal yang abstrak.
Mungkin benar pepatah lama yang mengatakan dari sebuah pesan lalu turun ke hati. Maka itu yang terjadi denganku dimana setelah mendapat tamparan beberapa kali dari Ipung yang mengingatkan bahwa ada seorang wanita, wanita berbaju hijau yang berdiri dihadapanku. Baru aku mulai tersadar bahwa didunia ini memang ada seorang wanita.
Maka dari hari kehari kerja akal selalu terpacu untuk mengingat dan sang asa dibebani untuk menghiasi imaji ingatan yang tercipta dari memori yang tersisa. Dan semuanya dari hari ke hari semakin membuatku gila. Wanita yang semula tidak pernah terlintas lagi dalam benak mendadak selalu menghantuiku setiap waktu.
Maka akhirnya segera kuraih hp hitamku. Kemudian kubuka menu message. Kemudian kuarahkan krusor kepada option new message. Dengan segera kuketik ; apa benar ini dengan mya?. Kemudian kumasukan nomor hpnya. Dan segera kupijit menu send. Maka dengan segera jalan hidup baruku mulai tercipta kembali.
Titut…. Titut…. Titut….
Segera saja kubuka pesan yang baru kuterima itu. “sialan” umpatku ketika mengetahui jika pesan itu hanya pesan laporang terkirim.
Titut…. Titut…. Titut…
Kembali sebuah pesan kuterima. Dan senyumku berseri segera ketika ku baca ; iyah benar ini dengan siapa?. Begitu pesan singkat yang kuterima. Seperti sebuah godam yang menghantam kepala ini. Seolah mengingatkanku “Hati-hati jangan bermain-main dengan wilayah sensitive itu”. Apakah aku akan menindaklanjutinya atau hanya kujadikan sebuah angin sepoi yang berhembus dipadang rumput.
; ini dengan J temannya ipung.
Demikian singkat pesan yang kusampaikan sebagai balasan kepadannya. Tetapi walupun pesannya singkat tetapi bisa berakibat fatal bagiku. Sebuah pesan yang mengabarkan antara hidup dan matiku sebagai seorang lelaki.
Titut…. Titut…. Titut….
Kembali hp ku berbunyi. Dan ternyata memang dari sebuah pesan singkat darinya.yang menjadikan dunia reality : “Oh a j ya?? Gimana apa kabar? Tumben sms?
Dan akhirnya seulas senyum menghiasi bibir ini. Dan tidak terasa berpuluh-puluh sms telah kukirimkan seiring dengan rupiah yang ikut membumbung naik.
***
“Gimana J sudah kau nyatakan belum?”.
Sebuah suara mendadak menyadarkanku dari lamunan yang sejak tadi membelenguku. Memisahkanku dengan dunia nyata.
“Nyatakan apa?”. Jawabku singkat.
“Dasar.. kamu itu bego atau bodoh sih?”.
“Ya sebenernya sih sudah….” Ucapku lirih.
Lalu dengan senyum bangga dia berkata “Dan ternyata gagal kan?.. he..he..he sudah kuduga”. Kembali Ipung tersenyum bahkan hampir tertawa.
“Wah dasar teman kurang ajar. Sudah tahu teman sedang dirundung duka. Eh malah disyukurin. Tetapi Pung, aku tidak ditolak. Ya Cuma saja bahasanya saja yang berbeda”. Aku mencoba menghibur diriku sendiri.
“Ya sudah semoga berhasil lagi aja yah”. Sambil beranjak pergi.
“Sip.. Pung”. Ucapku mengacungkan jempolku.
“Maksudku semoga berhasil bunuh dirinya…”. Jawabnya sambil tertawa terbahak-bahak.
“Gendeng”.
Tetapi apakah ini menjadi tanda bahwa perjalananku mesti berhenti. Apakah dia bukan tulang rusukku. Apakah harus mencari lagi. Apakah aku harus berhenti. Apakah memang tidak ada tulang rusuk yang diciptakan untukku. atau aku harus lari kehutan lalu kepantai. Apakah harus kupecahkan gelasnya kemudian beli lagi. Akupun tidak dapat menemukan jawabannya.
***
“Cha pegangan. Hujannya makin deras nih”. Ucapku keras keseorang wanita yang sedang kubonceng. Dan tentu saja dia bukan wanita itu dan bukan pula tulang rusukku.
“Kak hati-hati dong. Inikan jalan kecil”. Ujarnya sambil berpegangan pada pinggangku.
Tetapi sebuah bayangan berdiri ditengah derasnya hujan bulan November itu. Bayangan itu kemudian berubah menjadi sosok wanita yang tersenyum. Senyum indah yang jarang kurasakan ini. Apalagi senyuman seorang wanita. Wanita itu diam seolah hendak menyapa dan berkata sesuatu. Sedang aku sendiri termangu diam terpana oleh senyum manisnya. Dan motorpun terus kupacu ditegah gang sempit itu.
Lima meter jarakku dengannya. Dan senyumannya semakin jelas kulihat. Empat meter jarakku dengannya tampak wajahnya yang samar tersenyum padaku. Tiga meter jarakku dengannya kulihat sorot matanya yang tajam menembus benakku. Sehingga membuatku bertanya-tanya siapakah gerangan sang wanita berpayung itu. Tetapi dalam hitungan detik jarakku dengannya semakin mendekat. Dan pada saat itulah otakku dipaksa bekerja mengingat tetapi terganggu dengan senyum manis yang menghias tulus di ujung bibirnya.
Dalam hitungan detik itulah waktu seakan berhenti bergerak. Motorpun berhenti melaju. Dan hujanpun seakan mentes jatuh perlahan ke bumi ini. Dan dalam hitungan detik itu tatapanku terus terfokus padanya. Dan dalam hitungan detik pula akhirnya kulewati wanita payung itu. Dengan seiring senyum yang kemudian hilang itu. Benakku kembali berputar dengan lancar. Dan akhirnya kutemukan jawaban. “Mya!!!”. Dan iapun kembali berjalan dalam derasnya hujan.
Dalam hitungan sepuluh baru ku tersadar dari lamunan itu. Dan dalam hitungan detik pula ku tergerak mengejar sang wanita berpayung itu. Tetapi ia seolah berlari menjauh menghidar dariku dan dari terpaan hujan ini.
***
“Maaf dong Ya. A sungguh tidak sadar dengan apa yg telah terjadi”. Pesanku melalui SMS.
“Ah. A mah Sombong mentang-mentang sama cewenya.” Jawabnya singkat.
“Bener Ya. Dia itu bukan cewe A. Terus tadi itu A loadingnya agak lama. Habis tumben ada cewe yang senyum pada A. Jadinya A kaget juga.” segera kukirimkan pesan balasan.
“Iyalah Ya maafin. Sekarang jangan sms lagi. Ya lagi banyak tugas”.
Begitu jawaban yang kuterima. Sehingga membuatku terhenyak dan terdiam merenungi makna yang tersembunyi di balik jawaban singkat tadi. Setelah berpikir sebentar kemudian kukirim lagi sebuah pesan. “Tadi itu A sangat-sangat menyesal karena terlambat menyadari kehadiran Ya. Tetapi sungguh bukan karena A cuek atau sombong. Tetapi A terpana dengan senyuman ya. Seakan-akan A sedang melakoni sebuah film klasik. Dimana terjadi Slowmotion saat berpapasan tadi”.
Kutunggu beberapa menit belum juga ada balasan. Dan akhirnya kupejamkan mataku mengingat kejadian saat hujan tadi. Ingatan tentang sebuah senyuman. Senyuman yang manis, sungguh teramat manis.
***
Titut… titut… titut…
Hpku bergetar, mengganggu obrolanku dengan seorang teman.
“Sombong”. Demikian pesan singkat.
“lho Sombong kenapa?”. Balasku singkat.
“Iyah. Mentang-mentang lagi sama cewenya. Jadi sampai hati acuh sama Ya”. Balasnya lagi.
“Lho.. Cewe yang mana???. Tapi kalau tadi A emang lihat Ya tapi engga lagi berdua sama cewe. Lagian tadi waktu A mau nanya malah Ya yang cuek sama A”. balasku panic.
“Ah.. Pokonya A tadi sombong. Mentang-mentang lagi ama cewenya. Ya jadi dicuekin”.
“Sungguh Ya, A tidak pernah cuek apalagi sampe ada cewe lain. Karena seperti yang A sudah bilang. A hanya memiliki asa sama Ya.” segera kubalas pesannya.
Tetapi setelah beberapa saat. Kutunggu dan kutunggu tidak ada juga balasan yang kudapat. Akhirnya segera kukirim sebuah pesan singkat.
“Ketika Hujan telah habis mencurahkan isinya. Dan ketika air hujan telah habis menyerap kedalam bumi. Memori itu tidak akan pernah hilang. Memori hujan” pesan singkat itu segera kukirimkan.
Beberapa menit ku tunggu akhirnya.
Titut… titut… titut…. Hpku berbunyi kembali
Kali ini bukan sebuah pesan yang kudapat. Tetapi sebuah panggilan dari no asing. “Halo?”. Ucapku penuh tanda Tanya.
“Gombal”.
Demikian sebuah suara wanita berbicara dari seberang sana.
“Maksudnya..?? eh ini dengan siapa???”. Jawabku kaget.
“Ini ama Ya”. jawab singkat suara wanita itu.
“Oh mYa.. Ya maafin A. sungguh A engga bermaksud cuek Cuma A engga nyadar aja kalau ada Ya disitu. Jadi Ya mau maafin A enggak?.” Ucapku lirih merasa bersalah.
“Ah Pokonya A Sombong. Terus apaan tuh ngirim SMS kaya tadi. Kenapa inget terus sama kejadian waktu itu. Gombal!!.” Ucapnya tegas, serasa membentakku.
“Pokonya A minta Maaf. Terus kalau masalah SMS tadi, A engga ngegombal. A sungguh-sungguh selalu teringat kejadian dulu”. Ucapku dengan perlahan.
“Gombal”. Jawabnya singkat.
“Ya maafin A dong”.
“Iya sudah terserah. Ini no Flexi Ya”. ……… Tuttttttttttttt. Terdengar nada putus telepon mengakhiri permbicaraanku.
Akupun terbengong sebentar. Memilah-milah kejadian-kejadin yang baru saja terjadi. Apakah sebuah pertanda dari gagalnya perjuanganku. Tetapi segera kuusir segala prasangka. Karena teringat perkataannya terakhir. Segera saja kusimpan no telepon tadi.
“Hidup memang penuh teka-teki dan misterius” ucap benakku bimbang. Sambil kusimpan nomor yang baru saja kuperoleh.
***

Bandung, 26 November 2008
Disaat ide mengalami kebuntuan. Semoga ia menjadi sumber inspirasiku selalu

5 comments:

Unknown said...

ini blog rumput or blog peribadi???


ahai.....


or????

caTatan Hati..... said...

hahahahahhahahahahaaaaaaaaaaaaaaa..........
Gooooommmmmmmmmmmmbbbaaaalllllllllll,,,,,,,,,,,,,,,,..........

perasaan pas pertama ketemu kan pake baju putih... nah klo yg ke dua kalinya baru pake baju ijo...hehehehheeeeee

Unknown said...

Maksudnya yang baju Ijo tuh bukan mira... tapi cewek yang satunya lagi....

Anonymous said...

a hadiii...

wah akhirnya ketemu juga yah tulisan neyh,, wkkwkw...

Rumput said...

wah maaf para pemirsa,,, ternyata komen kalian baru terbaca hehehe..

@Sastrayangmerancau..hehehe: owh ini bukan blog komunitas mang.
@catatan hati: namanya cerita fiksi, walau based on true story.. tapi kan bagaimana enaknya aja lah.. hehehe
@Luckamu Viatre: yup selamat membaca!!